Bukan mejanya yang baru, tapi isinya!
Ya semenjak kehadiran guru mutasi di ruangan saya ada yang berubah pada diri saya. Bersyukurnya perubahan itu ke arah yang positif.
Beliau duduk di sebelah saya, sehingga ada banyak hal yang saya pelajari darinya, terutama dalam hal organizing.
Sebelumnya memang saya sudah pernah mendengar metode beberes KonMari ala Marie Kondo. Hanya saja metode ini baru diterapkan pada lemari pakaian.
Sedangkan untuk organizing meja kerja dengan seabrek printilannya saya baru menyaksikannya sendiri dari beliau ini. Ternyata dengan mengatur meja kerja bisa meningkatkan fokus pada kerjaan utama. Dan hal ini juga meringankan kerja kita ketika ada tuntutan untuk penilaian kinerja karena sudah dicicil tiap harinya.
Karena jujur saja selama ini saya sendiri sebagai guru BK kadang suka bingung apa yang harus didahulukan untuk dikerjakan. Dalam mengatur meja kerja ini beliau membaginya menjadi 3 section berdasarkan kontinuitasnya. Pertama untuk berkas yang sering diakses, kedua untuk berkas yang di akses tiap hari, dan ketiga berkas yang diakses sesuai kebutuhan.
Berkas yang sering diakses, yaitu jurnal kegiatan harian.
Untuk jurnal kegiatan harian beliau lebih suka menyimpannya di onedrive. Karena bisa diakses sewaktu-waktu baik melalui laptop maupun handphone. Jadi setiap kali selesai melakukan kegiatan layanan kita bisa menuliskannya secara langsung. Dan yang paling penting adalah jangan lupa untuk mencetaknya di akhir bulan supaya tidak menumpuk nantinya.
Berkas yang diakses tiap hari, antara lain form layanan konsultasi, konseling, bimbingan, dan catatan anekdot. Semuanya berupa hardcopy yang nantinya akan ditulis tangan segera setelah melakukan layanan. Masing-masing dimasukkan dalam map snell sesuai kategorinya dan disusun dalam dalam box officer yang diletakkan di atas meja kerja agar mudah diakses ketika dibutuhkan. Dalam hal ini lebih memilih metode manual karena dari masing-masing formnya membutuhkan tanda tangan konseli.
Berkas yang diakses sesuai kebutuhan, antara lain form panggilan, form home visite, studi kasus, mediasi, referal, dan observasi. Dengan alasan yang sama semuanya juga dalam bentuk hardcopy. Yang masing-masing dimasukkan dalam map dan disimpan di dalam lemari mengingat penggunaannya yang menyesuaikan kebutuhan.
Usut punya usut, beliau sendiri ternyata terinspirasi untuk melakukan organizing karena mengamati salah seorang temannya yang sudah almarhum.
"Jika suatu saat kita tidak ada dan seseorang membutuhkan data yang kita miliki, ini nantinya akan mempermudah orang itu, secara tidak langsung kita sudah mendapatkan jariyah dari hal-hal kecil ini karena mempermudah oran lain", begitu ungkapnya.
#100harimenulisguru2022
#akumenulisuntukdiridannegeri
Menginspirasi 👍
ReplyDeleteTerimakasih🙏
DeleteIde yg menginspirasi utk kerja lebih efektif dan efisien
ReplyDelete