Jangan Baper!
Kepanjangan dari 'Bawa Perasaan' atau seseorang yang sering menggunakan emosinya untuk menanggapi peristiwa atau objek. Ini sering menjangkiti diri saya terutama dengan profesi saya sebagai guru BK yang kadang secara tidak sadar emosi saya ikut terlibat ketika menghadapi sesuatu masalah.
Kadang kemarahan orang lain membuat diri ini marah.
Kurangnya rasa hormat orang lain membuat diri ini tidak berharga.
Dan bahkan ketidak bahagiaan orang lain membuat diri ini tidak bahagia.
Hingga kegiatan diluar sekolahpun kadang ikut terganggu karena perasaan ini.
Berikut ini beberapa catatan untuk sugesti pada diri ketika dilanda 'Baper' agar bisa menenangkan diri:
- Sekalipun kelihatannya masalah itu terkait dengan diri kita tapi bukan berarti itu terjadi karena kita.
- Orang yang paling tidak bahagia adalah orang yang paling peduli dengan apa yang orang lain pikirkan. Membiarkan orang lain dengan pendapatnya memberikan kebebasan pada pikiran. Beban besar akan terangkat ketika tidak terlalu memikirkannya secara pribadi.
- Jangan turunkan standar, tapi ingat bahwa menghilangkan harapan pada orang lain adalah cara terbaik menghindari kekecewaan. Jangan pernah mengharapkan orang lain akan melakukan hal yang sama dengan apa yang sudah kita lakukan pada mereka. Tidak semua orang memiliki hati yang sama dengan kita.
- Kita tidak bisa mengontrol bagaimana orang akan merespon diri kita. Apapun yang diproyeksikan seseorang pada diri kita sebenarnya sebagian adalah masalah yang mereka hadapi sendiri. Jadi tetap lakukan pekerjaan dengan penuh tanggungjawab.
- Orang akan bersikap baik ketika mereka sedang bahagia.
- Jika tidak menyukai sikap seseorang menjauhlah dan jangan menyakitinya.
- Kita tidak akan selalu menjadi prioritas orang lain karenanya kita harus memprioritaskan diri kita sendiri. Hargai diri, jaga diri dan jadilah support sistem bagi diri.
#akumenulisuntukdiridannegeri
0 comments:
Post a Comment