Thursday, February 10, 2022

Jika Kamu Dibully

   



"Bu, saya mau cerita tapi jangan sampai dia tahu kalau saya cerita bu?" pinta seorang siswa memelas padaku.
"Kenapa?" tanyaku.
"Saya takut bu!"
"Kamu merasa ndak amankah di kelas?"
"Iya bu?"

Dari pembicaraan singkat ini sudah tampak bahwa dia adalah korban bullying. Bullying bukan lagi kasus yang jarang ditemui di sekolah. Hanya saja korban-korbannya banyak yang tidak berani bersuara dan lebih suka memendamnya sendiri.

Seperti yang saya alami dulu, saya baru tahu kalau kejadian yang saya alami dulu termasuk bullying, bullying verbal tepatnya. Diejek dan dipanggil dengan nama julukan. 

Waktu itu, hal seperti ini dianggap hal yang biasa. Karena bukan saya sendiri korbannya. Hampir semua anak memiliki nama julukannya masing-masing. Namun, ada juga teman yang menganggapnya serius sehingga tiap kali bertemu dengan orang yang suka memanggilnya dengan nama julukan, membuat badannya gemetar ketakutan dan lebih memilih menjauh darinya. 

Nyatanya suatu perbuatan dikatakan bullying jika ditinjau dari si penerimanya/ korbannya. Merasa tersakitikah? Merasa sakit hatikah?

Kata seorang psikologi klinis Liza Marielly, "Memang bullying verbal efeknya tidak terlihat, tapi cukup mematikan."
Banyak kasus bunuh diri berasal dari cyber bullying dan verbal bullying. Dan lebih parahnya lagi dampak bullying dimasa kanak-kanak pada beberapa orang berpengaruh hingga kehidupan dewasanya, seperti tidak memiliki rasa percaya diri yang cukup untuk tampil di depan orang.

Pelaku bullying kadang mungkin juga tidak sadar bahwa perbuatan yang mereka lakukan termasuk bullying karenanya dalam hal ini keduanya perlu dipertemukan.

Berikut ini beberapa tips yang bisa diikuti jika peserta didik, anak atau saudara kita mengalami bullying:

1. Menjauh dari si pembully sebisa mungkin ke tempat yang aman atau tempat dimana ada kawan sebaya atau orang dewasa, seperti yang saya lakukan waktu itu.

2. Sebisa mungkin tidak sendirian.

3. Bersikaplah seolah-olah bullying tidak ada artinya bagimu. Tetaplah terlihat tenang dan percaya diri diluar meski sebenarnya di dalam kamu ketakutan. Jangan biarkan si pembully tahu itu.

4. Gunakan humor, dalam hal ini bisa gunakan teknik 'yo ancene' yang sudah saya tulis di tulisan sebelumnya.

5. Minta bantuan pada orang dewasa, ceritakan apa yang terjadi dan minta support.

6. Jadikan diri yang berjiwa besar dan tidak membalas. Karena itu hanya akan memperburuk keadaan.

7. Ingatkan diri bahwa kamu adalah orang yang berani, luar biasa, dicintai, layak dihormati dan dimiliki.




#100harimenulisguru2022
#akumenulisuntukdiridannegeri



Share:

0 comments:

Post a Comment